Wednesday 23 January 2013

Jarak Memang Jahat

Untuk yang terbatas jarak,

Iya, jarak. Bukan, ini bukan lagi tentang jarak sekian ratus kilometer antara aku dan lelakiku yang dulu itu. Ini tentang jarak tak kasat mata antara aku dan kamu, antara aku dan mereka. Dunia memang sudah berubah, atau kah kita saja yang terlalu lama terdiam tanpa jengah, hah?

Hai kamu, ah.. lebih tepatnya kalian. Kalian tahu, aku rindu. Aku rindu tawa keras kita setelah melakukan banyak hal bodoh bersama, mulai dari mematikan laju eskalator yang sedang berjalan atau menyeberang tanpa melihat laju kendaraan. Makian, dan teguran para orang orang bermuka merah marah yang akan menghentikan. Kita pernah menjadi pengacau yang gila, pemimpi yang bodoh, teman berdiskusi tentang segala asa.

Jika jarak hanya sebatas kilometer yang terbentang, pasti tidak akan sesulit ini untuk sekedar melepas rindu. Tapi jarak antara aku dan kamu, aku dan kalian, sudah lebih dari itu.

Satu, jarak yang bernama gengsi. Halo kamu, yang sudah lama tidak bercakap denganku karena gengsi mengakui kesalahanmu. Apa kabar? Aku rindu.

Dua, jarak yang bernama kesibukan. Halo kamu, yang sudah lama tidak bertemu denganku karena kesibukanku dan kesibukanmu tidak mau sebentar saja berdamai dengan waktu. Apa kabar? Aku sangat rindu.

Tiga, jarak yang bernama rasa tidak saling membutuhkan. Halo kamu, yang sudah lama menghilang karena tidak lagi butuh aku. Halo juga kamu, yang sudah lama aku tinggalkan karena aku rasa tidak lagi butuh kamu. Ternyata aku rindu.

Empat, jarak yang bernama dendam. Halo kamu, yang sudah mendorongku dengan sengaja ke tempat yang tidak seharusnya sehingga dendam pula menghampiriku dan membuatku tidak mau lagi mengenalmu. Entahlah, belum ku putuskan apakah ini namanya juga rindu.

Lima, jarak yang bernama hidup. Halo kamu, yang sudah merasa hidup tanpa aku. Halo juga kamu, yang mengajariku hidup tanpa kamu. Kamu tahu, aku masih ingin belajar banyak bersamamu tentang hidup, dan juga rindu.

Begitu, seterusnya.. Tidak akan ada habis masaku menghitung jenis jarak yang sudah ku temui seiring berjalannya waktu. Mereka semua jahat. Mereka membuat rindu aku dan mungkin kamu enggan untuk bersatu.

Andai saja aku pandai berandai-andai. Aku mau Tuhan menghapus jarak antara aku dan kamu, aku dan kalian. Karena mungkin saja aku lelah bertahan sendirian. Karena mungkin saja aku ingin kita tidak saling melupakan setiap kenangan. Ah tidak, sebenarnya bukan itu. Aku memang tidak sebutuh itu. Jarak sudah mengajariku sesuatu. 

Lihat, jarak memang jahat kan? Mereka sudah mengubahku.



2 comments:

  1. Jarak itu urusan hati sih, bukan centi meter yang memisahkan. kalau kangen ya samperin :D
    semangat terus yaaa nulismuaa. kamu rajin banget deh. sampai bertemuu

    ReplyDelete
  2. Kadang mau nyamperin tapi akhirnya ga jadi karena beberapa alasan.. :) Iya, hihi lagi belajar konsisten nulis mbak pos. sampai bertemu di gatheringnya,semoga bisa sama-sama meluangkan waktu >.<

    ReplyDelete