Saturday 2 February 2013

Terbuang

Untuk si pemilik bibir lembab yang hangat,

Ah kamu, apa kabar sekarang? Sepertinya sudah mendapatkan aku yang baru. Jujur, aku cemburu. Iya memang, terserah kalau anggapanmu berlebihan.

Aku ingat saat kita masih sering bersama dulu. Aku yang selalu menemani pagimu yang berantakan. Kadang kamu bertanya padaku tentang minuman apa yang harus kamu buat. Aku hanya bisa terkekeh dengan pertanyaan bodohmu yang itu-itu. Tentukan saja sesuai moodmu, batinku. Iya, toh kamu selalu bertindak sesuai moodmu, jadi untuk apa bertanya padaku?

Suatu pagi, kamu akan minum susu milo hangat tanpa ekstra gula. Katamu, kamu tidak mau terserang diabetes di usia 30an. Di pagi yang lain, kamu akan minum kopi hazelnut kesukaanmu, dan menyalahkanku karena rasanya yang palsu. Aku perhatikan, akhir-akhir ini kamu mulai sering meminum green tea latte yang sudah menjadi favoritmu yang baru. Untuk hal yang kamu suka saja, kamu tidak pernah konsisten ya? Lalu bagaimana perasaanmu terhadapku?

Aku juga ingat, aku yang dulu selalu menemani malam-malammu yang panjang dan membosankan. Kalau kamu sehabis membeli banyak cemilan, kamu akan mengajakku menikmati kopi dicampur banyak sekali susu bubuk vanila. Kamu bilang, itu resep rahasia. agar rasa kopinya tidak terlalu pahit disesap seperti kenangan yang enggan dilupakan.

Dulu aku tidak mengerti maksud perkataanmu. Tapi sejak kamu meninggalkanku, aku jadi tahu. Pantas saja, matamu dulu sering berkaca-kaca kalau sehabis menata kotak-kotak di kamar kesayanganmu, meski ada aku. Ada apa sih di kotak itu? Apa itu kotak kenanganmu? syang sekali kamu tidak pernah menunjukkannya padaku.

Aku sekarang terbuang, dan merasa dicampakkan. Pernah tidak, sekali saja kamu memikirkanku? Ini tidak adil. Habis manis, sepah dibuang. Begitu kah kamu memperlakukan kekasih-kekasihmu yang dulu? Kalau iya, tunggu saja yang namanya karma. Kamu tidak percaya kalau karma itu ada, tapi aku percaya.

Aku rindu bibirmu yang lembab dan hangat. Aku rindu saat bibir-bibir kita bertemu kala kamu sedang menikmati minumanmu. Aku tidak keberatan menampung milo hangat yang selalu kamu tegak dengan semangat, ataupun green tea latte yang selalu lama sekali kamu habiskan tanpa sebab. Bahkan, aku tidak akan keberatan jika menemanimu minum kopi pagi buta yang pahit kalau kamu sedang kehabisan susu bubuk vanilla, meski aku sangat tidak menyukainya. Biar saja aku mengecap pahit kopi panas berlama-lama, asal bisa merasakan bibirmu yang manis sebentar saja. Aku hanya ingin bersamamu lagi. Bibirku juga ingin dikecup lagi.

dariku, cangkir kesayangan yang tidak sengaja kamu pecahkan

2 comments: